Sabtu, 13 Juni 2015

Bioteknologi_Pro kontara Rekayasa Genetik_ by_fitman



TUGAS MAKALAH
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
“Pro-Kontra Rekayasa Genetik”

Logo Baru UHO

Oleh:

KELOMPOK IV

                       FITMAN         
D1B1 12 067






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014




BAB.I
 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa genetika merupakan  teknik memanipulasi gen sesuai keinginan manusia untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia itu sendiri. Rekayasa genetika memiliki beberapa bentuk yaitu teknologi rekombinan, kloning dan  transgenik.
Rekayasa genetika memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Rekayasa Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan pencangkokan gen atau ADN Rekombinan. Rekayasa Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan yang paling mengagumkan semenjak manusia berhasil memisahkan atom (Imawan, dkk: 2012).
Penerapan rekayasa genetika juga telah memasuki perangkat terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang unggul, yang berbeda dari tanaman atau hewan aslinya. Disusul dengan perkembangan bioteknologi sehingga pemuliaan tanaman merupakan salah satu sektor paling menjanjikan dalam industri pertanian. Namun, seperti teknologi baru lainnya, keberadaan tanaman hasil rekayasa genetika mulai menuai kontroversi di masyarakat dunia.
Dalam perjalananya, rekayasa genetik mendapat tanggapan, baik yang mendukung maupun yang menolak  tentang pengembangan rekayasa genetik.  Tanggapan yang menolak  rekayasa genetika selalu dikaitkan oleh berbagai macam kekhawatiran tentang produk hasil rekayasa genetika. Tanggapan  beragam datang dari berbagai kalangan. Evaluasi konsekuensi dari rekayasa genetik tentunya sangat beragam, baik dari sisi lingkungan hidup, agama  kesehatan manusia dan terutama motivasi dan sosial kultural masyarakat. Oleh karena itu, pentingnya hal tersebut maka dalam makalah ini akan  dibahas mengenai rekayasa genetika serta hubungannya dengan tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah  ini yaitu penjelasan mengenai rekayasa genetika, kaitan rekayasa genetika dengan bioetika serta tanggapan dari masyarakat mengenai rekayasa genetik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu mengetahui tanggapan masyarakat baik dalam hal agama, kepentingan manusia dalam hal rekayasa genetik.


BAB. II
 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan  transplantasi atau  pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan produk.   Rekayasa genetika juga diartikan sebagai usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika (Zamroni, 2012)
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi  yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.
2.2 Manfaat Rekayasa Genetika
Beberapa peristiwa penting yang sudah berhasil dan masih giat diusahakan:

2.2.1 Di bidang Kedokteran
Dalam dunia kedokteran, misalnya produksi horman insulin tidak lagi
disintesis dari hewan mamalia, tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan cara kloning. ADN mamalia yang mengkode sintesis hormon insulin. Klon ADN kemudian dimasukkan ke dalam  sel bakteri sehingga sel-sel bakteri tersebut akan menghasilkan hormon insulin.
a.      Pembuatan Insulin Manusia oleh Bakteri
b.      Pembuatan Vaksin Terhadap Virus AIDS
c.       Usaha menyembuhkan penyakit Lesch-Nyhan
d.      Terapi Gen
2.2.2 Pentingnya Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi
Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika diprosukdi secara alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika diklon dan dimasukkan ke dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obat-obatan tersebut. Rekayasa genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang farmasi dalam usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan.
  1. Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen tunggal. Secara teknik, ini tentunya lebihmudah dijalankan daripada menghadapi sejumlah gen-gen.
  2. Mungkin kloning gen ini relatif  lebih murah, aman, dan dapat dipercaya dalam memperoleh sumber protein yang mempunyai arti penting dalam bidang farmasi.
  3. Banyak hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui pencangkokan gen itu berupa senyawa-senyawa yang dengan dosis kecil saja sudah dapat memperlihatkan pengaruh yang banyak, seperti misalnya didapatkannya berbagai macam hormone, faktor tumbuh dan protein pengatur, yang mempengaruhi proses fisiologis, sepeerti tekanan darah, penyembuhan luka dan ketenangan hati.
2.2.3 Pentingnya Rekayasa Genetika di Bidang Peternakan
Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam hewan, yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai contoh, para ilmuwan dapat menyisipkan gen manusia ke dalam sel sapi. Kemudian sai tersebut memproduksi protein manusia yang sesuai dengan kode gen yang disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan teknik ini untuk memproduksi protein pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita hemophilia. Protein tersebut diproduksi dalam susu sapi, dan dapat dengan mudah diekstraksi dan digunakan untuk mengobati manusia yang menderita kelainan itu.
Di bidang Peternakan, rekayasa genetika juga diduga akan memberi harapan besar, seperti:
1.      Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit mencret ganas yang dapat mematikan anak-anak babi.
2.      Sudah dipasarkan vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yaitu penyakit ganas dan sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi. Sebelumnya, para peternak sering membantai seluruh ternaknya, walaupun sebenarnya hanya seekor saja yang terkena penyakit tersebut, dengan maksud untuk mencegah penularannya yang lebih luas.
3.      Sekarang sedang diuji hormone pertumbuhan tertentu untuk sapi yang mungkin dapat meningkatkan produksi susu.
2.2.4 Pentingnya Rekayasa Genetika di Bidang Industri
Penelitian rekayasa genetika di bidang industri sedang meningkat cepat. Berbagai usaha yang sedang giat dilakukan misalnya:
1.      Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam-logam langsung dari dalam bumi.
2.      Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan kimia, yang sebelumnya berasal dari minyak atau dibuat secara sintetis, misalnya saja dapat menghasilkan bahan pemanis yang digunakan pada pembuatan berbagai macam minuman.
3.      Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen yang diperlukan untuk pembuatan plastik.
4.    Chakrabarty, seorang peneliti yang bekerja untuk perusahaan “General Electrik” mencoba untuk menciptakan suatu mikroorganisme yang mampu menggunakan minyak tanah sebagi sumber makanan dengan maksud agar supaya mikroorganisme demikian itu akan sangat berharga dalam dunia perdagangan, karena dapat membersihkan tumpahan minyak tanah.
2.2.5 Pentingnya Rekayasa Genetik di bidang Pertanian
Rekayasa genetik juga telah digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari organisme-organisme lain. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dari bakteri ke dalam sel tomat, gandum, padi, dan tanaman pangan lainnya (Bernabetha, dkk. 2006.). Beberapa memungkinkan tanaman bertahan hidup dalam temperatur dingin atau kondisi tanah yang gersang, dan kebal terhadap hama serangga. Pertanian diharapkan akan menikmati keuntungan paling banyak dari teknik rekayasa genetik, seperti:
  1. Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tetapi mahal harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah.
  2. Teknik rekayasa genetik mengusahakan tanam-tanaman (khususnya yang mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan cacing.
  3. Mengusahakan tanam-tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
  4. Mengusahakan tanaman padi-padian yang mampu membuat pupuk nitrogen sendiri.
  5. Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.
  6. Tanam-tanaman yang lebih tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa kering, dan embun beku.
  7. Mengusahakan menadapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan lewat pencangkokan gen. Tanaman kentang, tomat, dan tembakau tergolong dalam keluarga yang sama, yaitu Solanaceae. Akan tetapi serbuk sari dari satu spesies dalam keluarga ini tidak dapat membuahi sel telur dari spesies lain dalam keluarga itu juga.
Contoh tanaman yang telah menggunakan Teknologi Rekayasa yaitu:
a.      Kedelai Transgenik
Kedelai merupakan produk Genetikally Modified Organism terbesar yaitu sekitar 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan rekayasa genetik, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi
b.      Jagung Transgenik
Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetik melalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut.
Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan usaha tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp. 6,8 triliyun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung, penghematan usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya ketergantungan akan impor jagung.
Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550 ton
c.       Kapas Transgenik
Kapas hasil rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan  pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas.
 Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas. Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik.
d.      Tomat Transgenik
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih sedikit.
e.       Kentang Transgenik
Mulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk mengomersialkan kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto sebagai perusahaan penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis kentang hybrid tersebut mengandung materi genetik yang memungkinkan kentang mampu melindungi dirinya terhadap serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut dapat menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang transgenik ini juga memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan kentang pada umumnya. Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis serangga yang mampu menghancurkan sampai 85% produksi tahunan
kentang bila tidak ditanggulangi dengan baik. 
Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt. Sehingga diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat.
Keunggulan Tanaman Rekayasa Genetika (Genetikally Modified Organism) WHO telah meramalkan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020 sehingga diperkirakan jumlah penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi tersebut, produksi pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan manusia dengan bahan pangan yang tersedia. Namun yang menjadi kendala, jumlah sisa lahan pertanian di dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah yang sangat kecil dan terbatas. Dalam menghadapi masalah tersebut, teknologi rDNA atau Genetikally Modified Organism (GMO) akan memiliki peranan yang sangat penting. Teknologi rDNA dapat menjadi strategi dalam peningkatan produksi pangan dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
1.      Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen
  1. Mengurangi resiko gagal panen
  2. Meningkatkan rendemen dan produktivitas
  3. Menghemat pemanfaatan lahan pertanian
  4. Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
  5. Meningkatkan nilai gizi
  6. Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.
Berbagai keunggulan lain dari tanaman yang diperoleh dengan teknik rekayasa genetika adalah sebagai berikut :
1.        Menghasilkan jenis tanaman baru yang tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim. Bila berhasil dilakukan modifikasi genetika pada tanaman, maka dihasilkan asam lemak linoleat yang tinggi yang menyebabkan mampu hidup dengan baik pada suhu dingin dan beku.
2.        Toleran terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman itu sendiri. Contoh kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi bebas gulmanya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan secara normal.
3.        Meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang. Misalnya, kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar patinya menjadi lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng (deep fried). Dengan demikian akan menghasilkan kentang goreng dengan kadar lemak yang lebih rendah.
4.        Sifat-sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak dan meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi. Kekurangan gizi saat ini telah melanda banyak negara di dunia terutama negara miskin dan negara berkembang. Kekurangan gizi yang nyata adalah kekurangan vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat dilakukan dengan menyisipkan den khusus yang mampu meningkatkan senyata-senyawa tersebut dalam tanaman. Contohnya telah dikembangkan beras yang memiliki kandungan betakaroten dan besi sehingga mampu menolong orang yang mengalami defisiensi senyawa tersebut dan mencegah kekurangan gizi pada masyarakat.
2.3 Tanggapan-Tanggapan Rekayasa Genetik
Penggunaan rekayasa genetika khususnya pada tanaman  tidak terlepas dari pro-kontra mengenai penggunaan teknologi tersebut. Tanggapan mendukung tentang rekayasa genetik ini, yaitu:
1.    Tanaman transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan hama, tahan cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
2.    Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional serta bukan hal yang baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat. 
3.   Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan 
                  Tanggapan-tanggapan yang menolak (kontra) terhadap rekayasa genetik tersebut, yaitu:
Segi ekonomi:
 tanaman transgenik diperkirakan berbahaya, di beberapa Negara telah mengatur       dan menolak produk transgenik, sehingga menutup pasar ekspor transgenik
      Produk bebas transgenik memperoleh harga yang lebih baik di pasaran internasional
      Perusahaan transgenik memonopoli sistem produksi pangan
      Perubahan pasar internasional atas produk minyak tangan
Dari segi konsumen:
      Keracunan makanan transgenik
      Berisiko kanker
      Alergi terhadap makanan
      Rusaknya kandungan gizi dan kualitas makanan
      Kekebalan bibit penyakit terhadap antibiotik
Dari segi pertanian:
      Hasil panen lebih rendah
      Biaya produksi lebih tinggi
      Memicu pertanian monokultur yang tidak berkelanjutan
      Hilangnya varietas lokal
      Peningkatan penggunaan bahan kimia pertanian
Dari segi lingkungan:
      Polusi genetika
      Hilangnya keanekaragaman hayati
      Virus tanaman baru yang lebih berbahaya
      Dampak negative pada ekologi tanah
      Gulma super
      Hama super


BAB. III
 KESIMPULAN
            Berdasarkan  pembahasan dapat disimpulkan bahwa  rekayasa gen  adalah manipulasi gen yang dapat berupa transfer gen dari satu organisme  ke organisme lainnya agar  memperoleh hasil yang dikehendaki. Dalam bidang pertanian khusunya pemuliaan tanaman, rekayasa genetik yang dilakukan mampu menghasilkan tanaman yang unggul, misalnya adanya varietas baru yang tahan terhadap penyakit. Hal ini mendapatkan reaksi pro-kontra dari masyarakat karena manfaat yang telah diberikan oleh produk rekayasa genetik, namun di sisi lain ada pula yang menolak karena dikhawatirkan dapat terjadi kerusakan lingkungan dan penyakit pada manusia (kesehatan terganggu) akibat dari hasil rekayasa genetik tersebut. Dalam rekayasa genetik ini, belum terbukti memberikan dampak negatif bagi manusia.










DAFTAR PUSTAKA
Bernabetha, dkk. 2006. Tanaan Transgenik. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/6206129144_1411-7924.pdf Diakses tanggal  9 Oktober 2014
Dinata, Deden. 2009. Bioteknologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Deswina, Puspita. 2009. Pengkajian Pelepasan Tanaman Padi Transgenik di Indonesia  “Assesment on Release of transgenic rice plant in Indonesia”. Diakses tanggal  9 Oktober 2014
Febriana, Mariani. 2004. Kloning Manusia. http://warmada.staff.ugm.ac.id/ Articles/ERteks-FTUGM-080504.pdf Diakses tanggal 9 Oktober 2014
Hamid, Huzaifah. 2009. Makalah Genetika Dasar. Http: //zaifbio.wordpress.com/ 2009/06/12/makalah-genetika-dasar. Diakses tanggal 9 Oktober 2014.
Imawan. 2012. Implementasi Rekayasa Genetika dalam Tehnik Pencangkokan DNA Manusia terhadap Organisme Tumbuhan Sebagai Impian Revolusi Ilmiah Abad Ke-21. http://aguskrisnoblog.wordpress. com/2012/01/ 11/implementasi-rekayasa-genetika-dalam-tehnik-pencangkokan-dna-manusia-terhadap-organisme-tumbuhan-sebagai-impian-revolusi-ilmiah-abad-ke-21/ Diakses tanggal 9 Oktober 2014
Joe, Indra. 2009. Ilmu Genetika. http://indra-joe.blogspot./2009/04/30/ilmu-genetka.html. Diakses tanggal 9 Oktober 2014.