TUGAS MAKALAH
BIOTEKNOLOGI
PERTANIAN
“Pro-Kontra
Rekayasa Genetik”
Oleh:
KELOMPOK
IV
FITMAN
|
D1B1 12 067
|
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
BAB.I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Rekayasa genetika merupakan
teknik memanipulasi gen sesuai keinginan
manusia untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia itu sendiri. Rekayasa
genetika memiliki beberapa bentuk yaitu teknologi rekombinan, kloning dan transgenik.
Rekayasa
genetika memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup
sesuai dengan keperluan manusia di masa ini. Rekayasa
Genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically
Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk
mendapatkan galur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme
tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan pencangkokan gen atau ADN
Rekombinan. Rekayasa Genetik, dinyatakan sebagai kemajuan yang paling
mengagumkan semenjak manusia berhasil memisahkan atom (Imawan, dkk: 2012).
Penerapan rekayasa genetika juga
telah memasuki perangkat terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga
tumbuhan atau hewan yang dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan
memiliki sifat-sifat yang unggul, yang berbeda dari tanaman atau hewan aslinya.
Disusul dengan perkembangan bioteknologi sehingga pemuliaan tanaman merupakan
salah satu sektor paling menjanjikan dalam industri pertanian. Namun, seperti
teknologi baru lainnya, keberadaan tanaman hasil rekayasa genetika mulai menuai
kontroversi di masyarakat dunia.
Dalam perjalananya, rekayasa genetik mendapat
tanggapan, baik yang mendukung maupun yang menolak tentang pengembangan rekayasa genetik. Tanggapan
yang menolak rekayasa genetika selalu
dikaitkan oleh berbagai macam kekhawatiran tentang produk hasil rekayasa
genetika. Tanggapan
beragam datang dari berbagai kalangan. Evaluasi
konsekuensi dari rekayasa genetik tentunya sangat beragam, baik dari sisi
lingkungan hidup, agama kesehatan
manusia dan terutama motivasi dan sosial kultural masyarakat. Oleh
karena itu, pentingnya hal tersebut maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai rekayasa genetika serta
hubungannya dengan tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu
penjelasan mengenai rekayasa genetika, kaitan rekayasa genetika dengan bioetika
serta tanggapan dari masyarakat mengenai rekayasa genetik.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini yaitu mengetahui tanggapan masyarakat baik dalam hal
agama, kepentingan manusia dalam hal rekayasa genetik.
BAB.
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Rekayasa Genetika
Rekayasa
genetika merupakan transplantasi
atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga
mampu menghasilkan produk. Rekayasa
genetika juga diartikan sebagai usaha manusia dalam ilmu biologi dengan cara
memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme
tertentu dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara
genetika (Zamroni, 2012)
Teknologi
Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik
in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke
dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi yang dapat menembus rintangan reproduksi dan
rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan seleksi
tradisional.
Prinsip
dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur
DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja.
2.2
Manfaat Rekayasa Genetika
Beberapa
peristiwa penting yang sudah berhasil dan masih giat diusahakan:
2.2.1 Di
bidang Kedokteran
Dalam dunia
kedokteran, misalnya produksi horman insulin tidak lagi
disintesis dari hewan mamalia,
tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan cara kloning. ADN mamalia
yang mengkode sintesis hormon insulin. Klon ADN kemudian dimasukkan ke
dalam sel bakteri sehingga sel-sel bakteri
tersebut akan menghasilkan hormon insulin.
a.
Pembuatan Insulin Manusia oleh Bakteri
b.
Pembuatan Vaksin Terhadap Virus AIDS
c.
Usaha menyembuhkan penyakit Lesch-Nyhan
d.
Terapi Gen
2.2.2 Pentingnya
Rekayasa Genetik di Bidang Farmasi
Dalam dunia
farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika diprosukdi secara alami
akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika diklon dan dimasukkan ke
dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obat-obatan tersebut. Rekayasa
genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang farmasi dalam usaha pembuatan
protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan.
- Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen tunggal. Secara teknik, ini tentunya lebihmudah dijalankan daripada menghadapi sejumlah gen-gen.
- Mungkin kloning gen ini relatif lebih murah, aman, dan dapat dipercaya dalam memperoleh sumber protein yang mempunyai arti penting dalam bidang farmasi.
- Banyak hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui pencangkokan gen itu berupa senyawa-senyawa yang dengan dosis kecil saja sudah dapat memperlihatkan pengaruh yang banyak, seperti misalnya didapatkannya berbagai macam hormone, faktor tumbuh dan protein pengatur, yang mempengaruhi proses fisiologis, sepeerti tekanan darah, penyembuhan luka dan ketenangan hati.
2.2.3
Pentingnya Rekayasa Genetika di Bidang Peternakan
Teknik
rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam hewan,
yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai contoh,
para ilmuwan dapat menyisipkan gen manusia ke dalam sel sapi. Kemudian sai
tersebut memproduksi protein manusia yang sesuai dengan kode gen yang
disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan teknik ini untuk memproduksi protein
pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita hemophilia. Protein tersebut
diproduksi dalam susu sapi, dan dapat dengan mudah diekstraksi dan digunakan
untuk mengobati manusia yang menderita kelainan itu.
Di bidang Peternakan, rekayasa genetika juga diduga akan memberi harapan besar, seperti:
Di bidang Peternakan, rekayasa genetika juga diduga akan memberi harapan besar, seperti:
1.
Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk
melawan penyakit mencret ganas yang dapat mematikan anak-anak babi.
2.
Sudah dipasarkan vaksin yang efektif
terhadap penyakit kuku dan mulut, yaitu penyakit ganas dan sangat menular pada
sapi, domba, kambing, rusa dan babi. Sebelumnya, para peternak sering membantai
seluruh ternaknya, walaupun sebenarnya hanya seekor saja yang terkena penyakit
tersebut, dengan maksud untuk mencegah penularannya yang lebih luas.
3.
Sekarang sedang diuji hormone
pertumbuhan tertentu untuk sapi yang mungkin dapat meningkatkan produksi susu.
2.2.4 Pentingnya
Rekayasa Genetika di Bidang Industri
Penelitian rekayasa genetika di
bidang industri sedang meningkat cepat. Berbagai usaha yang sedang giat
dilakukan misalnya:
1.
Menciptakan bakteri yang dapat
melarutkan logam-logam langsung dari dalam bumi.
2.
Menciptakan bakteri yang dapat
menghasilkan bahan kimia, yang sebelumnya berasal dari minyak atau dibuat
secara sintetis, misalnya saja dapat menghasilkan bahan pemanis yang digunakan
pada pembuatan berbagai macam minuman.
3.
Menciptakan bakteri yang dapat
menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen yang diperlukan untuk pembuatan
plastik.
4. Chakrabarty, seorang peneliti yang bekerja
untuk perusahaan “General Electrik” mencoba untuk menciptakan suatu
mikroorganisme yang mampu menggunakan minyak tanah sebagi sumber makanan dengan
maksud agar supaya mikroorganisme demikian itu akan sangat berharga dalam dunia
perdagangan, karena dapat membersihkan tumpahan minyak tanah.
2.2.5 Pentingnya
Rekayasa Genetik di bidang Pertanian
Rekayasa
genetik juga telah digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari
organisme-organisme lain. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dari bakteri
ke dalam sel tomat, gandum, padi, dan tanaman pangan lainnya (Bernabetha, dkk.
2006.). Beberapa memungkinkan tanaman bertahan hidup dalam temperatur dingin
atau kondisi tanah yang gersang, dan kebal terhadap hama serangga. Pertanian
diharapkan akan menikmati keuntungan paling banyak dari teknik rekayasa
genetik, seperti:
- Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tetapi mahal harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah.
- Teknik rekayasa genetik mengusahakan tanam-tanaman (khususnya yang mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan cacing.
- Mengusahakan tanam-tanaman yang mampu menghasilkan pestisida sendiri.
- Mengusahakan tanaman padi-padian yang mampu membuat pupuk nitrogen sendiri.
- Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.
- Tanam-tanaman yang lebih tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa kering, dan embun beku.
- Mengusahakan menadapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan lewat pencangkokan gen. Tanaman kentang, tomat, dan tembakau tergolong dalam keluarga yang sama, yaitu Solanaceae. Akan tetapi serbuk sari dari satu spesies dalam keluarga ini tidak dapat membuahi sel telur dari spesies lain dalam keluarga itu juga.
Contoh tanaman yang telah menggunakan Teknologi
Rekayasa yaitu:
a.
Kedelai Transgenik
Kedelai
merupakan produk Genetikally Modified Organism terbesar yaitu
sekitar 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan
rekayasa genetik, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan
terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara
global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran
herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi
b.
Jagung Transgenik
Di Amerika
Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetik melalui teknologi
rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus
thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama
serangga yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen
Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida
yang membunuh larva corn borer tersebut.
Berdasarkan
kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan usaha tani jagung
transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp. 6,8
triliyun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung,
penghematan usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya
ketergantungan akan impor jagung.
Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550 ton
Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550 ton
c.
Kapas Transgenik
Kapas hasil
rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas yang telah
mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan insektisida.
Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin)
dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat
toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pemasakan buah. Bagi para
petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah menekan
penggunaan pestisida atau membersihkan
gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas.
Serangga merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas.
Di samping dapat menurunkan produksi, serangan
serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas. Saat ini lebih dari 50 persen
areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun
ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik.
d.
Tomat Transgenik
Tomat
transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa
enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi
produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan
tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya
untuk waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi
tomat sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan
terhadap penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau
rusak selama pemrosesan lebih sedikit.
e.
Kentang Transgenik
Mulai pada
tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk mengomersialkan
kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto sebagai perusahaan
penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis kentang hybrid tersebut mengandung
materi genetik yang memungkinkan kentang mampu melindungi dirinya terhadap
serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian tanaman tersebut
dapat menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang digunakan pada
kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang transgenik
ini juga memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan
kentang pada umumnya. Hama beetle Colorado merupakan suatu
jenis serangga yang mampu menghancurkan sampai 85% produksi tahunan
kentang bila tidak ditanggulangi
dengan baik.
Daya
perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus
thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan
kentang Bt. Sehingga diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu
suplai kentang yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli
masyarakat.
Keunggulan
Tanaman Rekayasa Genetika (Genetikally Modified Organism) WHO telah
meramalkan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020 sehingga
diperkirakan jumlah penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi
tersebut, produksi pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan
manusia dengan bahan pangan yang tersedia. Namun yang menjadi kendala, jumlah
sisa lahan pertanian di dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah yang
sangat kecil dan terbatas. Dalam menghadapi masalah tersebut, teknologi rDNA
atau Genetikally Modified Organism (GMO) akan memiliki peranan
yang sangat penting. Teknologi rDNA dapat menjadi strategi dalam peningkatan
produksi pangan dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
1.
Mereduksi kehilangan dan kerusakan
pasca panen
- Mengurangi resiko gagal panen
- Meningkatkan rendemen dan produktivitas
- Menghemat pemanfaatan lahan pertanian
- Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
- Meningkatkan nilai gizi
- Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan oleh virus.
Berbagai
keunggulan lain dari tanaman yang diperoleh dengan teknik rekayasa genetika
adalah sebagai berikut :
1.
Menghasilkan jenis tanaman baru yang
tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang
berkadar garam tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim. Bila berhasil dilakukan
modifikasi genetika pada tanaman, maka dihasilkan asam lemak linoleat yang
tinggi yang menyebabkan mampu hidup dengan baik pada suhu dingin dan beku.
2.
Toleran terhadap herbisida yang
ramah lingkungan yang dapat mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman
itu sendiri. Contoh kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi
bebas gulmanya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan secara
normal.
3.
Meningkatkan sifat-sifat fungsional
yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas),
menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang
lebih panjang. Misalnya, kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar
patinya menjadi lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng
(deep fried). Dengan demikian akan
menghasilkan kentang goreng dengan kadar lemak yang lebih rendah.
4.
Sifat-sifat yang lebih dikehendaki,
misalnya kadar protein atau lemak dan meningkatnya kadar fitokimia dan
kandungan gizi. Kekurangan gizi saat ini telah melanda banyak negara di dunia
terutama negara miskin dan negara berkembang. Kekurangan gizi yang nyata adalah
kekurangan vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat
dilakukan dengan menyisipkan den khusus yang mampu meningkatkan senyata-senyawa
tersebut dalam tanaman. Contohnya telah dikembangkan beras yang memiliki
kandungan betakaroten dan besi sehingga mampu menolong orang yang mengalami
defisiensi senyawa tersebut dan mencegah kekurangan gizi pada masyarakat.
2.3
Tanggapan-Tanggapan Rekayasa Genetik
Penggunaan
rekayasa genetika khususnya pada tanaman tidak terlepas dari pro-kontra mengenai
penggunaan teknologi tersebut. Tanggapan mendukung tentang rekayasa genetik
ini, yaitu:
1. Tanaman
transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan tanaman
konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan hama, tahan
cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan
secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau
bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
2. Teknik
rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat
tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cengkeraman hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki
kualitas lebih baik dari tanaman konvensional serta bukan hal yang baru karena
sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat.
3. Mengurangi dampak
kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman transgenik tidak perlu
pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman transgenik dapat membantu upaya
perbaikan lingkungan
Tanggapan-tanggapan
yang menolak (kontra)
terhadap rekayasa genetik tersebut, yaitu:
Segi
ekonomi:
tanaman transgenik diperkirakan berbahaya, di
beberapa Negara telah mengatur dan
menolak produk transgenik, sehingga menutup pasar ekspor transgenik
Produk bebas
transgenik memperoleh harga yang lebih baik di pasaran internasional
Perusahaan
transgenik memonopoli sistem produksi pangan
Perubahan pasar
internasional atas produk minyak tangan
Dari segi
konsumen:
Keracunan makanan
transgenik
Berisiko kanker
Alergi terhadap
makanan
Rusaknya
kandungan gizi dan kualitas makanan
Kekebalan bibit
penyakit terhadap antibiotik
Dari segi
pertanian:
Hasil
panen lebih rendah
Biaya
produksi lebih tinggi
Memicu pertanian monokultur yang tidak berkelanjutan
Hilangnya
varietas lokal
Peningkatan
penggunaan bahan kimia pertanian
Dari segi
lingkungan:
Polusi genetika
Hilangnya
keanekaragaman hayati
Virus tanaman
baru yang lebih berbahaya
Dampak negative
pada ekologi tanah
Gulma super
Hama super
BAB. III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rekayasa gen adalah manipulasi gen yang dapat berupa
transfer gen dari satu organisme ke
organisme lainnya agar memperoleh hasil yang
dikehendaki. Dalam bidang pertanian khusunya pemuliaan tanaman, rekayasa genetik
yang dilakukan mampu menghasilkan tanaman yang unggul, misalnya adanya varietas
baru yang tahan terhadap penyakit. Hal ini mendapatkan reaksi pro-kontra dari
masyarakat karena manfaat yang telah diberikan oleh produk rekayasa genetik,
namun di sisi lain ada pula yang menolak karena dikhawatirkan dapat terjadi
kerusakan lingkungan dan penyakit pada manusia (kesehatan terganggu) akibat
dari hasil rekayasa genetik tersebut. Dalam rekayasa genetik ini, belum
terbukti memberikan dampak negatif bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Bernabetha, dkk. 2006. Tanaan
Transgenik. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/6206129144_1411-7924.pdf Diakses
tanggal 9 Oktober 2014
Dinata, Deden. 2009. Bioteknologi.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Deswina, Puspita. 2009. Pengkajian Pelepasan
Tanaman Padi Transgenik di Indonesia “Assesment on Release of transgenic rice
plant in Indonesia”. Diakses tanggal
9 Oktober 2014
Febriana, Mariani. 2004. Kloning Manusia. http://warmada.staff.ugm.ac.id/ Articles/ERteks-FTUGM-080504.pdf Diakses
tanggal 9 Oktober 2014
Hamid, Huzaifah. 2009. Makalah Genetika Dasar. Http:
//zaifbio.wordpress.com/ 2009/06/12/makalah-genetika-dasar. Diakses tanggal 9
Oktober 2014.
Imawan. 2012. Implementasi Rekayasa Genetika dalam Tehnik
Pencangkokan DNA Manusia terhadap Organisme Tumbuhan Sebagai Impian Revolusi
Ilmiah Abad Ke-21. http://aguskrisnoblog.wordpress. com/2012/01/ 11/implementasi-rekayasa-genetika-dalam-tehnik-pencangkokan-dna-manusia-terhadap-organisme-tumbuhan-sebagai-impian-revolusi-ilmiah-abad-ke-21/ Diakses
tanggal 9 Oktober 2014
Joe, Indra. 2009. Ilmu Genetika.
http://indra-joe.blogspot./2009/04/30/ilmu-genetka.html. Diakses tanggal 9
Oktober 2014.